Senin, 10 Agustus 2020

KEKUASAAN KONGSI DAGANG VOC|Ilmukita

 A. LAHIRNYA VOC

     Persaingan yang cukup keras terjadi antarperusahaan dagang orang-orang Belanda. Masing-masing di antara mereka ingin memenangkan kelompoknya guna menggapai keuntungan yang lebih besar. Hal tersebut mendapat perhatian khusus dari pihak pemerintah dan parlemen Belanda karena persaingan antarkongsi Belanda akan merugikan kerajaan Belanda sendiri. Menyangkut hal itu, sehingga pemerintah dan parlemen Belanda pada tahun 1598 menyarankan agar antarkongsi dagang Belanda saling bekerja sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. Saran tersebut terlaksanakan empat tahun berikutnya, yaitu pada tanggal 20 Maret 1602 yang secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara sebagai hasil dari antarkongsi yang sudah ada. Kongsi dagang Belanda itu diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut sebagai 'Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur". Secara resmi VOC didirikan di Amsterdam. Tujuan dibentuknya VOC yaitu:

1. Menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelompok pedagang Belanda yang sudah ada.

2. Memperkuat kedudukan para pedagang Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara yang lain.

3. Sebagai kekuatan revolusi sehingga VOC memiliki tentara.

     VOC dipimpin oleh dewan yang beranggotakan sebanyak 17 orang direktur, sehingga dinamakan "Dewan Tujuh Belas" atau Heeren XVII. Heeren XVII maksudnya adalah para tuan, misalnya Lord, Duke, Count, dari 17 Provinsi yang terdapat di Belanda sebagai pemilik saham VOC. Mereka terdiri atas delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Adapun markas besar Dewan ini terletak di Amsterdam. VOC memiliki beberapa kewenangan dan hak-hak dalam menjalankan tugas, antara lain adalah sebagai berikut.

1. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat Maggellan, termasuk kepulauan Nusantara.

2. Membentuk angkatan peran sendiri.

3. Melakukan peperangan

4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.

5. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri.

6. Mengangkat pegawai sendiri.

7. Memerintah di negara jajahan.

Beberapa kewenangan di atas dinamakan hak oktroi. Kewenangan tersebut menunjukkan bahwa VOC memiliki hak-hak yang istimewa dan kewenangan yang luas. VOC bagaikan negara dalam negara. Karena memiliki hak untuk membentuk angkatan peran sendiri dan boleh melakukan perang maka VOC cenderung ekspansif. VOC berusaha memperluas daerah kekuasaan dan monopolinya di Nusantara dan memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagai musuhnya. Pada tahun 1605 mengawali ekspansinya, VOC telah berhasil mengusir Portugis dari Ambon, benteng pertahanan Portugis yang terdapat di Ambon dapat diduduki tentara VOC yang kemudian benteng tersebut diberi nama Benteng Nieuw Victoria.

     Pada awal pertumbuhannya hingga tahun 1610, Heern XVII secara langsung harus melaksanakan tugas-tugas dan menyelesaikan berbagai urusan VOC, salah satunya urusan ekspansi untuk perluasan wilayah monopoli. Karena Heeren XVII berkedudukan di Amsterdam dan harus mengurus wilayah Nusantara, sudah pasti tidak akan berjalan cepat dan efektif ditambah dengan persaingan dan permusuhan bangsa-bangsa lain yang semakin keras. Maka dari itu pada tahun 1610 secara kelembagaan dibentuklah jabatan baru dalam organisasi VOC yaitu Gubernur Jendral. Gubernur jendral merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan kekuasaan di negeri jajahan VOC. Dibentuk juga "Dewan Hindia" yang bertugas untuk memberi nasihat dan mengawasi kepemimpinan Gubernur jendral.

     Pieter Both merupakan gubernur jendral VOC yang pertama kali. Sebagai yang pertama, sudah selayaknya mulai menata agar harapan memperoleh monopli perdagangan di Hindia Timur dapat diwujudkan. Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan yang bertempat di Banten pada tahun 1610. Di tahun yang sama, Pieter Both meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Pada waktu itu, penguasa Jayakarta adalah Pangeran Wijayakrama sangat terbuka akan hal yang menyangkut perdagangan. Pedagang dari manapun bebas berdagang. Dengan demikian, Jayakarta dengan pelabuhannya yaitu Sunda Kelapa menjadi kota dagang yang begitu ramai. Pada tahun 1611Pieter Both berhasil melakukan perjanjian dengan penguasa Jayakarta untuk pembelian sebidang tanah seluas 50x50 vadem (1 vadem = 182 cm) yang berlokasi di timur Muara Ciliwung. Tanah tersebutlah yang menjadi cikal bakal hunian dan daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa dan juga menjadi cikal bakal kota Batavia. Di lokasi tersebut kemudian didirikan bangunan batu berlantai dua sebagai tempat tinggal, kantor, dan sekaligus pula gudang. Pieter Both juga berhasil membuat perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan berhasil mendirikan pos perdagangan di Ambon.

B. KESERAKAHAN DAN KEKEJAMAN VOC

     Pieter Both digantikan oleh Jendral Gerard Reynst pada tahun 1614. Berselang satu tahun, kemudian dia digantikan oleh Laurens Reael. Pada masa jabatan Laurens, Gedung Mauritius berhasil dibangun yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung.

     Orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC begitu cerdik. Pada awalnya mereka bersikap baik dengan rakyat, hubungan perdagangan Nusantara berjalan lancar, bahkan pada saat kepemimpinan Pieter Both, orang-orang Belanda diizinkan oleh Pangeran Wijayakarma untuk tinggal dan loji di Jayakarta. Sikap baik dari penguasa tersebut dimanfaatkan oleh VOC untuk semakin memperkuat kedudukannya di Nusantara. Berselang waktu, orang-orang Belanda mulai memperlihatkan sikap congak dan sombongnya. Karena telah merasakan kenikmatan tinggal di Nusantara, orang-orang Belanda semakin berambisi untuk menguasai Indonesia. VOC sering melalukan tidak kekerasan ke orang pribumi untuk memenuhi nafsunya tersebut. Hal itu tentu saja menimbulkan kebencian rakyat dan penguasa lokal. Mereka tidak ingin diperlakukan semena-mena maka dari itu sering kali melakukan perlawanan seperti pada tahun 1618 Sultan Banten dibantu oleh tentara Inggris di bawah Laksamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta dan menyingkir ke Maluku. Di tahun selanjutnya, Pasukan Banten mengusir Inggris dari Jayakarta dan membuat Jayakarta dapat dikendalikan sepenuhnya oleh Kesultanan Banten. 

     Gubernur jendral Laurens Reael digantikan oleh Gubernur Jendral Jan Pieterzoon Coen pada tahun 1619. J.P Coen dikenal sebagai gubernur yang kejam, berani serta ambisius. Karena merasa negaranya dipermalukan oleh Inggris dan Banten, maka dia mempersiapkan pasukannya untuk menyerang Jayakarta dengan armada angkatan laut 18 kapal perangnya. Kapal tersebut mengepung Jayakarta dan membuat Jayakarta diduduki oleh VOC. Pada tanggal 30 Mei 1619, J.P Coen membumihanguskan kota Jayakarta. Di atas puing-puing tersebut dibangun kota baru bergaya kota dan bangunan Belanda. Kota tersebut dinamakan Batavia.

     Dikenal dengan gubernur yang kejam dan ambisius, ia juga dapat dikatakan sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia. Ia berusaha meningkatkan eksploitasi kekayaan bumi Nusantara yang bertujuan untuk kepentingan pribadi dan juga negerinya. Adapun cara-cara yag dilakukannya untuk meningkatkan eksploitasinya yaitu;

a. Merebut pasaran produksi pertanian

b. Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian, cara memproduksi hasil pertanian dibiarkan oleh kamu pribumi akan tetapi VOC mendapat hasil tersebut dengan mudah ataupun dengan paksaan.

c. VOC selalu berusaha untuk menduduki tempat yang strategis. Taktik yang dilakukan bukan hanya kekerasan dan peperangan, tetapi juga dengan adu domba.

d. VOC melakukan intervensi atau campur tangan terhadap pergantian penguasa lokal Nusantara dan yang menyangkut tentang usaha pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli.

e. Lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan tetap dipertahankan dengan harapan dapat diperalat jika tidak mau akan diperangi.

Akhirnya monopoli, intervensi dan adu domba itu menjadi kebiasaan VOC dan pemerintahan kolonial Belanda untuk melestarikan penjajahannya di Indonesia. 

     J.P Coen kembali ke Belanda setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahannya. Akan tetapi, oleh pimpinan VOC di Belanda, J.P.Coen diperintahkan untuk ke Batavia dan diangkatlah kembali menjadi Gubernur Jendral untuk yang kedua kalinya. Hal tersebut membuat J.P Coen semakin kejam dan congakdalam menjalankan pemerintahannya. Tipu muslihat dan politik devide et impera semakin dilakukan. Batavia menjadi markas besar VOC karena tempatnya yang strategis. Semua tindakan dan kebijakan VOC di kawasan Asia dikendalikan dari markas besar VOC di Batavia. Batavia terkenal sebagai penghubung jalur perdagangan Internasional yang juga menghubungkan antara Nusantara bagian barat dengan Malaka, India, dan juga Nusantara bagian Timur. 

     VOC semakin menjalankan taktiknya sebagai contoh, Matarm Islam yang merupakan kerajaan kuat di Jawa dapat dikendalikan sepenuhnya oleh VOC. Hal tersebut dikarenakan tipu musihat VOC yang memaksa Raja Pakubuwana II yang sedang dalam keadaan sakit untuk menandatangani naskah penyerahan kekuasaan Mataram Islam kepada VOC. Tidak berakhir di kerajaan Jawa saja, Kerajaan luar Jawa pun berusaha untuk ditaklukkannya.

     Pada tahun 1641, VOC berhasil mengalahkan Portugis di Malaka yang membuat Malaka dapat dikuasai oleh VOC dan kemudian mencoba untuk memperluas pengaruhnya di Aceh. Kerajaan Makassar di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin juga berhasil dikalahkan pada tahun 1667 setelah perjanjian Bongaya. Dan menyebabkan VOC berhasil memaksakan kontrak dan monopoli perdagangan dengan Raja Sulaiman dari Kalimantan Selatan yang dilaksanakan melalui pelayaran Hongi. Untuk memperkuat dan mempertahankan kekuasaanya, benteng-benteng pertahanan pun dibangun. Seperti Benteng Doorstede di Saparua, Benteng Nasau di Banda, Benteng Nieuw Victoria yang sudah ada di Ambon, Benteng Oranye di Ternate, dan Benteng Rotterdam di Makassar.

     VOC pun memperluas pengaruhnya hingga ke Papua/Irian. Orang yang pertama kali sampai ke Irian adalah Willem Janz. Penduduk Irian masih dikenal Primitif dan bersahaja. Pad saat itu, orang-orang Belanda sangat memerlukan budak, maka dari itu banyak orang Irian yang dijadikan budak. Pulau-pulau yang termasuk wilayah Irian yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tidore berpindah tangan ke VOC pada tahun 1667. Hal itu menyebabkan pengaruh dan kekuasaan VOC sudah meluas ke seluruh Nusantara. 

C. VOC GULUNG TIKAR

     VOC mengalami puncak kejayaan di abad ke-17 hingga awal abad ke-18. Penguasa dan kerajaan lokal berhasil dikuasai. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan, India sampai Irian/Papua yang menyebabkan keuntungan rempah-rempah yang melimpah. Di balik kejayaan tersebut, menimbulkan banyak persoalan. Semakin banyak daerah menyebabkan pengawasan semakin sulit. Kota Batavia menjadi padat dan Ramai karena orang-orang asing seperti Cina dan Jepang diizinkan tinggal di Batavia yang menyebabkan Batavia dibanjiri penduduk. 

     Terjadi perubahan mendasar dalam kelembagaan VOC pada tahun 1749. Belanda mengeluarkan UU yang menetapkan Raja Willem IV sebagai penguasa tertinggi VOC. Sepenuhnya menjadi tanggung jawab Raja yang sebelumnya oleh pengurus 'Dewan Tujuh Belas' yang dipilih oleh parlemen dan provinsi pemegang saham kecuali provinsi Holland. Penguruh VOC mulai akrab dengan pemerintahan Belanda, pemegang saham mulai terabaikan, pengurus tidak lagi berpikir untuk memajukan usaha perdagangannya akan tetapi hanya berpikir untuk memperkaya diri. Hal itu tentu saja membuat keuntungan VOC semakin merosot, begitupun juga dengan kas VOC yang merosot tajam dikarenakan serangkaian perang yang dilakukan dan beban hutang pun tak dipungkiri.

     Pejabat VOC mulai menunjukkan sikap gila hormat yang cenderung feodelis. Gubernur Jendral Henricus Zwaardecroon mengeluarkan ordonasi untuk mengatur secara rinci cara penghormatan kepada Gubernur Jendral, Dewan Hindia beserta anak dan isterinya pada tanggal 24 Juni 1719. Penghormatan tersebut seperti semua orang harus turun di kendaraan apabila berpapasan dengan pejabat tinggi tersebut, warga keturunan Eropa harus menundukkan kepala, dan warga bukan keturunan Eropa harus menyembah. Selanjutnya pada tahun 1754, Gubernur Jendral Jacob Musel juga mengeluarkan ordonasi yang mengatur tentang kendaraan kebesaran. Ordonasi tersebut seperti kereta kebesaran Gubernur Jendral ditarik oleh enak ekor kuda dan hiasan berwarna emas, untuk anggota dewan hindia keretanya ditarik oleh empat ekor kuda dengan hiasan berwarna peral. Tentu saja hal itu menunjukkan bahwa pejabat VOC gila hormat dan ingin berfoya-foya. Tidak sampai itu saja, hal tersebut tidaklah lengkap tanpa upeti dan hadiah. Semua bermuatan korupsi. Untuk menjadi karyawan VOC pun harus dengan cara menyogok. Karena ggila akan kemewahan sesaat, beban utang VOC semakin berat sehingga akhirnya VOC pun bangkrut dan gulung tikar. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bubar dan semua utang piutang dan milik VOC diambil alih oleh pemerintahan Belanda. Pada waktu itu Van Overstraten sebagai Gubernur Jendral yang terakhir masih harus bertanggung jawab tentang keadaan di Hindia Belanda untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris.


     

PETUALANGAN, PENJELAJAHAN, DAN PEREBUTAN HEGEMONI|Ilmukita


     Laut Tengah menjadi pusat perdagangan internasional antara para pedagang dari Eropa/Barat dan Timur sudah sangat lama. Konstantinopel terkenal sebagai salah satu kota pusat perdagangan. Terdapat beragam komoditas di pasar Konstantinopel seperti emas dan perak,batu mulia, sutera, gading, dan yang paling utama adalah rempah-rempah. Orang-orang dari Eropa sangat segan menyukai rempah-rempah. Para pedagang dari barat lebih mudah mendapatkan rempah-rempah dan dengan harga yang murah. Namun, setelah konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453, hal itu menyebabkan  akses bangsa eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup. Harga rempah-rempah di bangsa Eropa meroket naik. Maka dari itu, mereka berusaha untuk mencari dan menemukan daerah timur yang menghasilkan remoah-rempah. Dari situ, mulailah periode petualangan, penjajahan dan penemuan dunia baru. Upaya yang dilakukannya mendapat dukungan dan partisipasi dari pemerintah dan para ilmuan.
     Dalam petualangan, pelayaran, dan penjelajahan samudera guna menemukan dunia yang baru di timur, Portugis dan Spanyoldapat dikatakan sebagai pelopornya. Portugis pun telah menjadi pembuka jalan yang menemukan kepulauan Nusantara sebagai daerah yang menghasilkan rempah-rempah. Kemudian disusuloleh Spanyol, Belanda, dan Inggris. Adapun tujuan kedatangan mereka ke wilayah timur tidak hanya untuk mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah, tetapi terdapat tujuan yang lebih luas.Tujuan mereka terkait dengan gold, glory, dan gospel (3G).  
a. Gold
     Gold yang dimaksud di sini yaitu memburu keuntungan dan kejayaan dengan cara mencari dan mengumpulkan emas perak dan juga bahan tambang serta bahan-bahan lain yang berharga.
b. Glory
     Yang dimaksud dengan Glory yaitu memburu kekuasaan, kejayaan, dan superioritas. Dalam hal ini mereka saling bersaing satu sama lain dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya.
c. Gospel
     Gospel berpacu kepada menjalankan tugas yang suci guna menyebarkan agama. Pada awalnya, orang-orang eropa ingin mencari dan bertemu Prester John yang mereka anggap dan yakini sebagai Raja Kristen yang berkuasa di bagian Timur.
     Menyangkut tentang gold,glory, dan gospel di atas, sebenarnya lebih dimiliki dan digelorakan oleh Portugis dan Spanyol. Berikut ini penjelasan mengenai petualangan, pelayaran,dan penjelajahan samudera bangsa-bangsa Eropa menuju Kepulauan Nusantara.

1. PORTUGIS
     Raja Portugis Manuel I dibuat penasaran akan berita yang menyatakan keberhasilan Colombus menemukan daerah baru. Pelaut ulung Portugis bernama Vasco da Gama kemudian dipanggil oleh raja Portugis guna melakukan ekspedisi menjelajahi samudera mencari tanah Hindia yang merupakan daerah menghasil rempah-rempah. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat sampai. Kebetulan sebelum Vasco diperintahkan oleh raja Portugis, sudah ada pelaut Portugis yang melakukan pelayaran mencari daerah Timur dengan menelusuri pantai Barat Afrika. Pelaut tersebut bernama Bartholomeus. Pada tahun 1488 Bartholomeus terpaksa mendarat di suatu ujung selatan Benua Afrika karena serangan ombak besar. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tanjung Harapan. Bartholomeus tidak melanjutkan penjelajahan dan kembali ke negerinya. 
     Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon pada tahun 1497 untuk memulai penjelajahan samudera. Vasco berlayar mengikuti rute yang pernah dilalui Bartholomeus kemudian singgah di Tanjung Harapan. Rombongan Vasco kemudian melanjutkan penjelajahannya atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah disewanya. Mereka berlayar menelusuri Pantai Timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi lautan Hindia (Samudera Indonesia). Rombongan Vasco da Gama sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India pada tahun 1498.
     Terdapat pemandandangan yang menarik dari kedatangan rombongan Vasco da Gama. Ternyata mereka telah menyiapkan patok batu yang disebut batu padrao. Batu tersebut sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Patok batu tersebut dipasang di setiap daerah yang disinggahinya sebagai tanda  bahwa daerah yang ditemukan tersebut merupakan milik Portugis. Bahkan di Goa, India itu Vasco berhasil mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng. Vasco da Gama diangkat oleh Raja Portugis sebagai penguasa di Goa atas nama pemeritahan Portugis karena kesuksesan ekspedisinya.
     Setelah tinggal beberapa tahun di India, orang-orang Portugis sadar bahwa India bukanlah daerah penghasil rempah-rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka merupakan pusat kota perdagangan rempah-rempah.Maka dari itu, dipersiapkanlah ekspedisi lanjutan yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Armada Portugis berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Portugis mulai memasuki kepulauan Nusantara yang disebut juga sebagai tanah Hindia. Merekapun segera mengetahui buruannya yaitu "Mutiara dari Timur" yakni rempah-rempah yang terdapat di kepulauan Nusantara khususnya di Kepulauan Maluku.
     Dengan dikuasainya Malaka oleh orang Portugis pada tahun 1511 menyebabkan perdagangan orang-orang Islam menjadi terdesak. Mereka tidak lagi bisa berdagang dan keluar masuk kawasan Selat Malaka. Hal itu disebabkan karena Portugis melakukan monopoli perdagangan.Tentu saja hai itu membuat pedagang Islam menyingkir ke daerah-daerah lain. Tindakan monopololi Portugis mendapatkan perlawanan dan protes dari berbagai pihak seperti Pate Kadir dan penguasa Kerajaan Demak. Namun hal itu tidak berhasil. Portugis semakin kuat dan memperluas monopolinya. 

2. SPANYOL
     Sebelum Portugis memulai eksedisinya, sebenarnya orang Spanyol lebih dulu memulai berlayar mencari daerah penghasil rempah-rempah. Orang-orang Spanyol yang dipimpin oleh Christhoper Colombus merencanakan untuk melakukan penjelajahan samudera guna menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Sebelum berangkat, ia menghadap ke Ratu Isabella guna mendapat dukungan dan fasilitas. Ratu Isabella mengizinkan dan menyediakan tiga kapal dengan segala perlengkapannya. Ratu juga menyediakan hadiah apabila misi tersebut berhasil.
     Colombus berangkat pada tanggal 3 Agustus 1492. Atas dasar keyakinan bahwa bum itu bulat, akhirnya colombus dan rombongannya bertolak dari Spanyol berlayar menuju ke arah Barat. Mereka optimis akan berhasil menemukan daerah yang baru di Timur. Colombus sampai di Kepulauan Kanari di sebelah barat Afrika pada tanggal 6 September 1492. Ekspedisi tersebut dilanjutkan dengan mengarungi lautan luas yang dikenal sebagai lautan yang ganas, yaitu samudera Atlantik. Salah satu dari kapalnya rusak. Para anggotanya hampir putus asa namun colombus terus memberikan semangat bagi rombongannya. Sekitar satu bulan lebih berlayar, rombongan Colombus berhasil mendarat di pantai bagian dari Kepulauan Bahama pada tanggal 12 Oktober 1492. Colombus menganggap bahwa ekspedisinya telah sampai di Tanah Hindia, maka dari itu penduduk yang menempati daerah tersebut disebut orang-orang Indian. Tempat mendaratnya dinamakan San Salvador. Kemudian rombongan Colombus kembali berlayar dan mendarat di Haiti. Merasa penjelajahannya telah berhasil, maka rombongan colombus kembali ke Spanyol. Kedatangannya disambut suka dan cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di Bahama dan Haiti, Colombus dianggap sebagai penemu daerah baru yakni Benua Amerika.
     Keberhasilan itu mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan ke samudera timur. Ditambah dengan colombus belum berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan disertai oleh seorang Kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano.Magellan mengambil jalur yang mirip dengan Colombus. Setelah terus berlayar, magellan mendarat di ujung selatan benua yang ditemukan Colombus. Di tempat ini terdapat selat yang sempit yang dinamakan selat Magellan. Melalui selat ini, rombongan magellan terus berlayar meninggalkan Samudera Atlantik dan memasuki Samudera Pasifik dengan lautan yang relatif tenang. Rombongan magellan mendarat di pulau Guam pada Maret 1521 dan melanjutkan penjelajahannya lalu pada April 1521 sampai di Kepulauan Massava yang kemudian dikenal Filipina. Magellan menyatakan bahwa daerah tersebut ditemukan oleh koloni Spanyol. 
     Tindakan tersebut medapat tantangan penduduk setempat. Terjadilah pertempuran antara keduanya. Dalam pertempuran tersebut, rombongannya terdesak bahkan Magellan sendiripun terbunuh. Rombongan yang selamat segera meninggalkan Filipina. Di bawah pimpinan Sebastian del Cano, berlayar ke arah selatan. Mereka sampai di kepulauan Maluku pada tahun 1521 yang ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa pikir panjanga, kapal-kapalnya penuh dengan rempah-rempah dan kemudian kembali ke Spanyol. Dikisahkan bahwa atas petunjuk pemandu orang Indonesia kapal-kapal rombongan del Cano berlayar ke arah barat, sehingga melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan dilanjutkan menuju Spanyol. Atas penjelajahannya, maka disebutkan bahwa Magellan adalah tokoh yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali. Namun pendapat menarik dari Menzies, seorang perwira angkatan laut Inggris. Menegaskan bahwa yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali adalah armada Cina yang dipimpin oleh Panglima Zheng He (Cheng Ho) pada tahun 1421. Zheng Ho merupakan kasim kepercayaan Kaisar Cina dari Dinasti Ming yang bernama Zhu Di atau Yong le. Manzies menjelaskan bahwa Zheng He bersama armadanya berlayar mengelilingi dunia berpedoman pada peta-peta kuno yang dibuat oleh kartografer Cina dan juga peta beberapa dari peta yang dibuat misalnya oleh Fra Mauro (orang Italia), dan yang dibuat oleh Piri Reis (orang Turki).

3. BELANDA
     Pada tahun 1511, Portugis sudah memasuki wilayah Kepulauan Nusantara dan sampai di Maluku pada tahun 1521. Begitu juga Spanyol pada tahun 1521. Namun Belanda datang ke wilayah Nusantara pada tahun ke 1596. Mengapa demikian?
     Pada abad ke-15, Belanda masih menjadi Vasal Spanyol. Berbagai upaya dilakukan untuk melepaskan diri dari Spanyol yang kemudian dikenal sebagai Revolusi 80 tahun yang dimulai pada tahun 1566. Kegiatan perdagangan orang-orang Belanda di Eropa di tengah-tengah revolusi terutama di pusat perdagangan di Lisabon terus berkembang dan masih berjalan normal. Belanda pun tak merasa kesulitan untuk mendapat rempah-rempah di Lisabon. Tetapi saat Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, Belanda dilarang lagi berdagang di Lisabon. Hal itu menyebabkan Belanda mengalami kesulitan dalam menemukan rempah-rempah. Belanda harus berusaha untuk mendapatkan rempah-rempah seperti yang dilakukan Portugis dan Spanyol. Orang-orang Belanda mulai mencari jalan untuk pergi ke dunia Timur atau Tanah Hindia.
     Willem Barents mencoba berlayar pada tahun 1594 untuk mencari Tanah Hindia melalui daerah kutub utara atas dasar keyakinan bahwa bumi itu bulat. Namun ternyata Barents tidak begitu mengenal medan. Ia gagal melanjutkan penjelajahannya karena kapalnya terjepit es mengingat air di kutub utara sedang membeku. Barents terhenti di sebuah pulau yang disebut Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya namun meninggal di perjalanan. Pada tahun 1595, pelaut yang lain memulai pelayaran. Pelaut tersebut bernama Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan empat kapal dan 249 awak kapal serta 64 puncuk meriam melakukan penjelajahan samudera untuk mencari Tanah Hindia. Mereka mengambil jalur laut yang dilalui Portugis dan sampai di Kepulauan Nusantara pada tahun 1596. Ia dan rombongannya mendarat di Banten. Kehadiran mereka diterima baik oleh rakyat Banten karena niatnya untuk berdagang. Saat itu, Kerajaan Banten bertepatan dengan masa Pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Karena melihat pelabuhan Banten begitu strategis dan adanya hasil rempah-rempah yang melimpah, Cornelis berambisi untuk memonopoli perdagangan Banten. Dengan kesombongan dan terkadang berlaku kasar, orang-orang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal itu membuat rakyat mulai membenci bahkan kemudian mengusir mereka. Maka dari itu Cornelis segera meninggalkan Banten dan kembali ke Belanda.
     Penjelajahan berikutnya dipersiapkan untuk kembali menuju ke Kepulauan Nusantara yang dipimpin oleh Jacob van Heemskerck. Mereka sampai di Kepulauan Nusantara pada tahun 1598 dan mendarat di Banten. Mereka lebih hati-hati dan bersahabat maka dari itu rakyat Banten pun kembali menerimanya. Belanda mulai melakukan aktivitas perdagangan, kapal mereka mulai berlayar ke timur dan singgah di Tuban. Kemudian menuju ke Maluku pada tahun 1599. Kedatangannta diterima baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan saat itu Maluku sedang konflik dengan orang-orang Portugis. Hal itu menyebabkan kedatangannya diterima baik dan diberi kebebasan untuk berdagang. Perdagangan orang Belanda di Maluku mendapat keuntungan yang berlipat. Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar menuju Maluku.

4. INGGRIS
     Setelah Portugis berhasil sampai di Kepulauan Maluku, aktif melakukan perdagangan dengan penduduk setempat. Kedatangannya mendorong perdagangan remoah-rempah semakin luas. Jalur perdagangan antara Indonesia, Maluku dengan Eropa semakin berkembang, bahkan Lisabon dalam waktu singkat menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Hal itu membuat Inggris mengambil keuntungan yang besar dalam perdagangan rempah-rempah. Mereka dapat memperoleh rempah-rempah secara bebas dan relatif murah di Lisabon dan kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai ke Eropa Utara. Namun karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis dan Spanyol apalagi Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Inggris pun menjadi tidak bebas untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon.
     Karena hal itu, Inggris berusaha mencari sendiri negeri peghasil rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, pelaut dan pedagang tidak melibatkan diri dalam perang dan justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudera untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Inggris pertama kali sampai ke India pada tahun 1498 dengan mengikuti rombongan portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama. Untuk memperkuat daya saing para pedagang Inggris perdagangannya di dunia timur ini kemudian dibentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC) pada tahun 1600. Orang Inggris pun sampai ke Indonesia pertama kali pada tahun 1579 dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Inggris juga membentuk beberapa kantor dagang di Indonesia pada tahun 1604, misalnya di Ambon, Makassar, Jepara, Jayakarta.